Aku, bukanlah seorang yang pandai merangkai kata-kata.
Hanyalah seonggok tubuh yang diberi keajaiban jiwa oleh-Nya,
dan hanya bisa memendam rasa itu begitu dalam dan panjang.
Jauh didalam lubang terkecil dalam tubuhku,
Ku menyimpan dan memendam rasa itu dengan hati-hati serta sangat dalam.
Berharap tiada seorangpun yang akan bisa mengusiknya.
Aku yang lemah, terus berlari.
Tanpa arah tujuan, namun tetap berlari.
Menghindar dari kenyataan pahit jikalau perasaan itu diumbar.
Berlari dengan segenap masalah yang terkait dengan namamu.
Sampai suatu saat aku tak kuasa menahan rasa pedih yang kuterima,
Dan tak kuat berlari lagi, Aku terhempas.
Jatuh terjungkal di kerak bumi yang sedang kupijak.
Tak kuasa menahan pedih perih yang dahulu kusimpan rapat-rapat.
Kumuntahkan segala tentangmu.
Kulupakan apa yang membuatku menyimpanmu dalam bagian tubuhku.
Kubakar segala keterkaitan dirimu.
dan berharap semua telah usai..
Kini takkan ada yang membuatku menangis, terjatuh, dan terpuruk semenyedihkan itu.
Kujatuhkan kau kedalam ruang kesengsaraan.
Suatu perasaan yang tak terbalaskan,
Menjadi dendam batin yang sungguh menyiksaku.
Bagai sabit malaikat maut yang menyayat kepingan rapuh itu kapan saja.
Membawamu ke dimensi berbeda dan melenyapkanmu sepenuhnya disana.
Terimakasih telah mengisi jiwa ini harapan,
dan Terimakasih sudah melenyapkan perasaan itu tanpa bekas.
Kau layak disana,
dimensi ruang menyedihkan dalam jiwaku,
yang berkecamuk marah, dendam, dan tersesat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar